clubpitbullsalem.com

clubpitbullsalem.com – Desa Dharma Camplong, Kecamatan Camplong, Sampang, Madura, menjadi sorotan publik setelah video pertunangan seorang anak perempuan berusia tujuh tahun tersebar luas di media sosial. Video tersebut menimbulkan kehebohan di kalangan warga sekitar serta pengguna media sosial.

Latar Belakang Pertunangan yang Berasal dari Nazar

Orang tua dari bocah perempuan tersebut, Haji Zahri, memberikan klarifikasi terkait peristiwa tersebut. Menurutnya, pertunangan ini berawal dari nazar yang terucap saat kedua keluarga berada di Makkah, Arab Saudi. “Kejadian ini berawal dari janji yang kami buat saat kami bekerja di Arab Saudi,” terang Haji Zahri.

Pemenuhan Janji dan Perayaan Pertunangan

Meskipun awalnya direncanakan sebagai acara internal yang hanya melibatkan keluarga inti, keluarga bocah laki-laki menginginkan pertunangan tersebut dilaksanakan secara meriah dengan mengikuti tradisi setempat yang melibatkan banyak orang. Haji Zahri menjelaskan, “Kami memutuskan untuk melaksanakan pertunangan ini sesuai dengan nazar yang telah kami buat.”

Penegasan Orang Tua Tentang Pernikahan di Masa Depan

Haja Zainab, ibu dari bocah perempuan, menegaskan bahwa pertunangan ini dilakukan semata-mata untuk menjaga hubungan antar dua keluarga. Dia menambahkan bahwa pernikahan baru akan diadakan ketika kedua anak tersebut telah mencapai usia dewasa dan memiliki kehidupan yang stabil. “Kami akan mengadakan pernikahan untuk anak kami setelah mereka lulus dari perguruan tinggi atau memiliki pekerjaan yang mapan,” jelas Zainab.

Reaksi Masyarakat terhadap Video Pertunangan

Video yang menjadi viral tersebut menampilkan bocah perempuan yang sedang bersalaman dengan para tamu undangan. Dalam video itu, terdengar pula percakapan para tamu yang mengomentari kejadian tersebut dengan ungkapan-ungkapan lokal yang menunjukkan keheranan mereka atas pertunangan di usia yang sangat muda.

Keterbukaan orang tua dalam menjelaskan situasi di balik video yang viral ini memberikan wawasan kepada publik tentang kebiasaan dan tradisi yang masih dipraktikkan di beberapa komunitas, serta menyoroti pentingnya memahami konteks budaya dalam menanggapi fenomena yang terjadi di media sosial.

By admin