Kamu pernah nggak, punya tugas penting yang harus dikerjakan, tapi malah milih scroll TikTok dulu? Atau tiba-tiba jadi rajin banget beres-beres kamar padahal ada kerjaan yang lebih mendesak? Kalau iya, selamat, kamu nggak sendirian. Saya juga sering begitu, dan ternyata ini bukan cuma soal malas aja, lho.
Menunda-nunda alias procrastination itu fenomena yang lumayan umum. Tapi kenapa sih kita bisa jatuh ke kebiasaan ini? Yuk, kita bahas bareng-bareng.
Otak Kita Suka Nyari yang Nyaman
Alasan utama kenapa kita suka menunda adalah karena otak kita punya kecenderungan buat ngehindarin hal yang bikin stres atau nggak nyaman. Misalnya, ngerjain laporan kerja, belajar buat ujian, atau nulis artikel panjang (iya, saya juga ngalamin!). Aktivitas-aktivitas ini sering terasa berat, bikin cemas, atau butuh energi ekstra. Jadi, secara nggak sadar, otak milih buat cari aktivitas yang lebih gampang dan menyenangkan—kayak nonton, ngemil, atau sekadar buka-buka media sosial.
Ini bukan berarti kita pemalas, tapi lebih ke mekanisme otak buat menghindari rasa nggak nyaman. Sayangnya, hal ini justru bikin tugas utama jadi numpuk dan stres kita malah makin besar di akhir.
Perfeksionis Juga Bisa Jadi Biangnya
Nah, yang menarik, kadang orang yang suka menunda justru perfeksionis. Kok bisa? Karena perfeksionis cenderung takut hasil kerjanya nggak sesuai ekspektasi. Jadi daripada ngerjain sekarang dan “gagal”, mending ditunda dulu deh. Nanti aja kalau udah “mood”, atau nunggu merasa siap banget.
Masalahnya, kondisi “sempurna” itu jarang datang. Ujung-ujungnya malah dikejar deadline dan hasilnya jadi asal-asalan. Ironis banget, kan?
Terlalu Banyak Gangguan
Di era digital ini, godaan buat menunda makin banyak. Notifikasi dari HP, video lucu di YouTube, atau obrolan seru di grup WhatsApp bisa dengan mudah mengalihkan perhatian. Bahkan niat awalnya cuma “cek HP sebentar”, tahu-tahu udah satu jam scroll medsos. Pernah ngalamin yang kayak gitu?
Terus, Gimana Cara Ngatasinnya?
Tenang, kita bisa kok melawan kebiasaan menunda. Nggak instan sih, tapi perlahan-lahan bisa banget diperbaiki. Nih beberapa tips yang bisa dicoba:
1. Break Down Tugas Jadi Lebih Kecil
Tugas yang kelihatannya besar bisa bikin kita overwhelmed. Solusinya? Pecah jadi bagian-bagian kecil. Misalnya, daripada mikir “nulis laporan”, ubah jadi “buka dokumen”, “tulis pendahuluan”, “buat outline”, dan seterusnya. Tugas kecil terasa lebih doable dan bikin kita lebih semangat mulai.
2. Pakai Teknik Pomodoro
Teknik ini simpel tapi ampuh. Kerja 25 menit, istirahat 5 menit. Setelah empat kali, ambil istirahat lebih panjang. Dengan sistem ini, kita nggak bakal ngerasa kerja terus-terusan, dan otak punya waktu buat recharge.
3. Hindari Gangguan
Kalau mau fokus, coba matikan notifikasi HP, atau aktifkan mode “Do Not Disturb”. Bisa juga cari tempat yang minim distraksi. Kadang cukup dengan pindah dari kasur ke meja aja udah bikin semangat berubah, lho.
4. Ingat Alasan Kenapa Kamu Harus Selesaiin Tugas Itu
Coba tanya ke diri sendiri, “Kenapa tugas ini penting?” Kalau alasannya cukup kuat—misal biar bisa santai weekend atau nggak kena omelan bos—kita jadi punya motivasi ekstra buat nyelesainnya sekarang juga.
Penutup
Menunda itu manusiawi, dan kita semua pasti pernah ngalamin. Tapi kalau dibiarkan terus-terusan, bisa merusak produktivitas dan bikin kita stres sendiri. Kuncinya bukan jadi super rajin dalam semalam, tapi mulai dari langkah kecil, satu per satu.
Jadi, yuk coba mulai dari sekarang. Bukan besok. Karena kita semua tahu, “nanti” itu sering banget berubah jadi “nggak pernah.”
Kalau kamu punya tips lain buat ngelawan rasa males atau suka menunda, share di kolom komentar ya (kalau artikel ini dibaca di blog, hehe). Semangat buat kita semua yang lagi belajar jadi versi terbaik dari diri sendiri!