clubpitbullsalem.com – Merespons kontroversi yang dipicu oleh komentarnya yang tersebar di media sosial, Pendeta Gilbert Lumoindong, seorang figur publik dalam komunitas Kristen Indonesia, telah secara formal mengunjungi Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menyampaikan permohonan maafnya kepada para pemimpin MUI dan komunitas Muslim secara keseluruhan.
Pernyataan Penyesalan
Dalam pertemuan yang terekam dan dipublikasikan pada kanal YouTube resmi MUI TV tanggal 16 April 2024, Pendeta Gilbert Lumoindong menyampaikan permohonan maafnya dengan penuh kerendahan hati, mengakui segala bentuk kesalahpahaman yang mungkin timbul dari pilihannya dalam berucap yang mungkin telah menyinggung perasaan umat Islam maupun penganut agama lain.
Klarifikasi dan Intensi
Mengklarifikasi maksud dari pernyataannya, Pendeta Gilbert menegaskan bahwa tidak ada intensi dari dirinya untuk menyerang atau merendahkan Islam. Beliau menyatakan komitmennya terhadap rasa hormat terhadap umat Islam dan mendesak untuk melupakan peristiwa yang telah terjadi demi membangun masa depan yang lebih baik dan harmonis.
Komitmen untuk Rekonsiliasi
Menyadari kesempatan ini bertepatan dengan momen Idul Fitri dan Paskah, beliau menggunakan kesempatan tersebut untuk memperkuat pesan persatuan dan rekonsiliasi, mengutip ucapan “minal aidin wal faizin” sebagai bentuk permohonan maaf secara spiritual dan emosional. Pendeta Gilbert berkomitmen untuk tidak mengulangi pernyataan yang dapat menimbulkan kontroversi di masa yang akan datang.
Keberadaan Pemimpin MUI dalam Pertemuan
Pertemuan tersebut dihadiri oleh para pimpinan MUI, mencakup Ketua MUI Yusnar Yusuf, Cholil Nafis, Jeje Zaenudin, Sekjen MUI Amirsyah Tambunan, serta Bendahara MUI Erni Juliana, yang semuanya berpartisipasi dalam pertemuan yang konstruktif.
Dialog dengan Jusuf Kalla
Selain itu, Pendeta Gilbert melaporkan pertemuan sebelumnya dengan Jusuf Kalla, tokoh senior dan Ketua Dewan Masjid Indonesia, untuk mengklarifikasi dan mempersembahkan permohonan maafnya. Beliau menjelaskan alasan beliau memilih Jusuf Kalla sebagai mitra dialog, mengacu pada pengalaman dan kedudukan Jusuf Kalla sebagai tokoh yang mengedepankan perdamaian dan memiliki aksesibilitas yang tinggi dalam membahas isu-isu kebangsaan.
Dalam pertemuan itu, Jusuf Kalla, yang didampingi oleh Sekretaris Jenderal DMI dan Dirjen Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, menegaskan pentingnya resolusi yang cepat dan bijaksana, menyoroti bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan toleransi dan pemaaf. Inisiatif Pendeta Gilbert Lumoindong ini menandai langkah penting dalam mempererat kesatuan dan memperkuat toleransi antarumat beragama di Indonesia.